[33] 5 Perilaku Kerja Yang Buruk
Memiliki rekan kerja atau mitra dengan perilaku menyebalkan terkadang sangat tidak menyenangkan. Berkomunikasi atau bekerja sama dengan mitra kerja seperti itu menjadi pilihan terakhir dalam pikiran Anda.
Apa yang akan Anda lakukan ketika berbagai macam jenis pribadi yang berkarakter negatif menguasai tempat kerja Anda? Apalagi bila Anda tidak mampu memahami, mengidentifikasi, menangani, dan mengeliminasi karakter-karakter negatif tersebut dari lingkungan kerja Anda.
Keberadaan pribadi-pribadi berkarakter negatif dengan perilaku yang merugikan stakeholders akan selalu ada di tempat kerja manapun. Untuk itu, diperlukan penegakkan disiplin dengan kode etik yang tegas. Bila tidak, maka perusahaan akan sulit membedakan antara mereka yang baik dengan mereka yang berperilaku negatif.
Ketegasan manajemen untuk menjalankan etika dan aturan secara jujur, adil, dan terbuka harus diikuti dengan keterampilan pengontrolan emosional dari setiap pribadi di dalam perusahaan.
Pengontrolan emosional harus masuk ke dalam perilaku individu. Artinya, setiap individu harus disadarkan melalui pelatihan, pencerahan, aturan, dan hukuman bagi yang melanggar.
Perkataan yang dilontarkan rekan atau atasan seringkali membuat tersinggung meski Anda telah melakukan tanggung jawab dan kewajiban. Kesalahan kecil saja, membuat atasan langsung menegur Anda. Atau, bisa juga rekan kerja meminta Anda melakukan sesuatu seperti layaknya seorang bos.
Seperti dikutip dari the Frisky, pakar kepemimpinan dan psikolog
Sylvia LaFair membuka alasan di balik perilaku menjengkelkan rekan
kerja. Menurutnya, perilaku menyebalkan di kantor berakar dari
pengalaman yang dialami pada masa kanak-kanak.
Sylvia
menawarkan teknik baru untuk mengidentifikasi asal-usul perilaku kerja
yang buruk dan meredakan kebiasaan berbahaya tersebut. Langkah pertama
mengidentifikasi pola kerja yang tak berfungsi di kantor. Setelah itu,
lakukan perubahan secara menyeluruh.
Buku
karangan Sylvia LaFair, 'Don’t Bring It To Work' menjelaskan beberapa
jenis disfungsi prilaku dalam kerja serta penyebab luka dari masa kecil
mereka.
1. Penganiaya (Persecutor)
Orang jenis ini tak segan mengatur hal-hal kecil dan memperhatikan
pelanggaran-pelanggaran orang lain. Beberapa cirinya adalah email
pasif-agresif yang cenderung menyalahkan orang lain.
Mengapa terjadi? Orang seperti ini tumbuh dengan pelecehan atau pengabaian dari orang tua.
2. Pura-pura (Denier)
Karyawan tipe ini tidak realistis dan berpura-pura tidak ada masalah
dalam pekerjaan atau kondisi kantor. Saat keuangan kantor mengalami
kerugian dan krisis berat, pendapat sebagian besar orang adalah
"Perusahaan akan bangkrut". Mereka akan keukeuh dengan ucapan, "Akan
ada bonus untuk semua orang!"
Kemungkinan terbesar dari tipe
orang ini adalah mereka berasal dari keluarga yang takut membicarakan
hal-hal tidak menyenangkan.
3. Penghindar (Avoider)
Dia adalah orang pertama yang menghindari atau keluar kantor setiap
kali akan berlangsung rapat yang akan menyampaikan 'berita buruk' atau
menjelang deadline. Sebabnya, di masa kanak-kanak, orangtua mereka
terlalu menghakimi atau tidak memiliki hubungan kuat dengan orang tua.
4. Si Berprestasi (Super Achiever)
Orang seperti ini mendorong diri agar terus unggul dalam segala hal.
Mereka memimpikan untuk selalu meraih keuntungan bagi dirinya. Orang
seperti ini akan merasa gagal jika ada hal yang menyiratkan bahwa mereka
telah melakukan kesalahan. Jadi, sekuat tenaga, tipe seperti ini akan
berusaha membuat orang lain terlihat buruk.
Di masa kecil,
biasanya orang seperti ini memiliki pengalaman rasa malu atau tragedi
dalam keluarga. Maka, mereka berusaha menebusnya dengan segala cara.
5. Martir
Orang ini melakukan pekerjaan semua orang. Mereka datang lebih awal
setiap hari dan bekerja lembur setiap malam. Mereka juga bangga dan
selalu menceritakannya kepada semua orang.
Alasan utama dari
prilaku pekerja jenis ini adalah semasa kecil mereka mencoba untuk
menyenangkan orangtua yang tidak menyukai impian mereka.
Bila perilaku-perilaku negatif di atas tidak dikendalikan dengan
baik, maka sejumlah konflik akan muncul, yang akan menciptakan banyak
kasus untuk merusak reputasi perusahaan, dan merugikan semua
kepentingan stakeholders.
Apakah salah satu jenis terdengar akrab bagi Anda?
Salam Sukses!