Persaingan di tempat kerja adalah sesuatu yang sangat wajar, karena di sana kita tidak melakukan segala sesuatunya sendirian – ada orang-orang lain yang juga harus mengerjakan tugas yang sama dengan kita. Kalaupun kita berkata bahwa kita sudah membentuk suatu tim kerja yang sangat bagus sehingga tidak mungkin terjadi persaingan, akan selalu ada kompetitor yang lain.

Selama kita menyikapinya secara positif, persaingan justru akan menolong kita untuk memunculkan puncak potensi yang kita miliki, karena tujuan persaingan adalah untuk menuntut kita memunculkan kreativitas, keahlian dan potensi terpendam yang selama ini belum tergali. Yang perlu dipastikan adalah, entah persaingan itu terjadi di dalam perusahaan atau antar perusahaan yang lain, ada batasan-batasan etika kerja yang harus tetap kita pegang. Selama kita terus memegang etika-etika kerja yang ada dalam sebuah kompetisi, maka persaingan adalah sesuatu yang wajar. Hal lain yang juga harus diperhatikan yaitu dalam persaingan tidak boleh ada saling menjatuhkan/saling menyerang; kita hanya boleh berlomba-lomba mengungguli potensi yang dimiliki oleh ‘pesaing’ kita. Jika persaingan itu terjadi dalam satu perusahaan yang sama, kita harus tetap melakukannya dengan landasan pemahaman bahwa kita berada dalam satu tim, karena jika kita saling menjatuhkan/saling menyerang, kompetisi yang ada akan menjadi tidak sehat; perlahan tapi pasti perusahaan yang ada akan mengalami kemerosotan karena digerogoti dari dalam.

Persaingan di tempat kerja

Persaingan yang sehat untuk mengungguli potensi rekan kerja kita secara otomatis justru akan membuat perusahaan tempat kita bekerja menjadi lebih maksimal dan lebih unggul.

Berikut ini adalah Tips bagaimana menghadapi persaingan di tempat kerja :

  1. Berani Menghadapi. Jangan takut menghadapi rekan kerja secara langsung. Mereka biasanya hanya penggertak dan menganggap kebanyakan orang akan menyingkir.
  2. Empat Mata. Hadapi orang tersebut secara empat mata ketimbang mencoba diskusi melalui e-mail. E-mail bisa menimbulkan salah paham atau bisa disalahtafsirkan.
  3. Jangan Buat Diskusi Personal. Bicara singkat dan batasi pada masalah-masalah riil di tempat kerja. Hindari materi pembicaraan yang menyangkut hal-hal diluar masalah kantor, seperti hobi Anda, keluarga Anda, bahkan masalah Anda. Karena salah-salah, sekali dia tahu ‘kelemahan/kekurangan’ Anda, hal tersebut akan dia jadikan senjata untuk ‘menusuk’ Anda.
  4. Tetapkan Perang Secara Bijak. Jangan buang energi untuk perang yang tidak bisa dimenangkan. Lebih baik ’sambut’ dengan senyum dan tinggalkan dia, jika kondisi tidak mungkin bagi Anda untuk memberikan perlawanan, misalnya ketikadia berada di lingkungan teman-temannya.
  5. Tidak Akan Berubah. Jangan menganggap frenemies bisa berubah dengan sendirinya.
  6. Cari Saksi dan kumpulkan bukti. Jika konfrontasi gagal, Elizabeth Freedman, dalam bukunya “Work 101: Learning The Ropes of the Workplace wihout Hanging Yourself” menawarkan solusi berupa mencari saksi (pastikan ada orang lain yang tahu apa yang sedang Anda kerjakan sesering mungkin) dan kumpulkan bukti (buat laporan segala sesuatu yang Anda kerjakan, baik berdasarkan kronologi waktu maupun tempat, sehingga Anda punya bukti tertulis dari semua upaya Anda).
  7. Last But Not Least, jangan pernah berpikir untuk balas dendam dengan melakukan keburukan kepada rekan kerja Anda. Karena dengan membalas keburukan mereka -menyebarkan keburukan mereka- justru Anda akan melakukan tindakan yang tidak profesional dan merusak reputasi Anda.

Sahabat  yang baik, Persaingan dalam dunia kerja adalah sesuatu yang sangat wajar; sikapilah setiap persaingan dengan etika kerja dan cara-cara yang positif, sehingga persaingan tersebut dapat memacu kita untuk terus menjadi yang terbaik, baik dalam kapasitas maupun kreatifitas, sehingga hasil kerja dan produk kita akan selalu berada di urutan terdepan.

 

Salam Sukses!